A. HAKEKAT MENYIMAK
Menyimak adalah
suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap
isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Dengan
menyimak seseorang dapat menyerap informasi atau pengetahuan yang disimaknya.
Menyimak juga mempelancar keterampilan berbicara dan menulis. Semakin baik daya
simak seseorang maka akan semakin baik pula daya serap informasi atau
pengetahuan yang disimaknya.
Hakikat
menyimak berhubungan dengan mendengar dan mendengarkan, Subyantoro dan Hartono
(2003:1–2) menyatakan bahwa mendengar adalah peristiwa tertangkapnya rangsangan
bunyi oleh panca indera pendengaran yang terjadi pada waktu kita dalam keadaan
sadar akan adanya rangsangan tersebut, sedangkan mendengarkan adalah kegiatan
mendengar yang dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian terhadap apa yang
didengar, sementara itu menyimak pengertiannya sama dengan mendengarkan tetapi
dalam menyimak intensitas perhatian terhadap apa yang disimak lebih ditekankan
lagi.
B. PENGERTIAN MENYIMAK
Beberapa pengertian menyimak dari
berbagai pendapat para ahli yaitu :
1. Tarigan (1994:28) menyatakan bahwa Menyimak merupakan suatu proses
kegiatan mendengarkan lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,
apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau
pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
2. Anderson (dalam Tarigan 1994:28) Menyimak adalah proses besar
mendegarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan.
Menyimak dapat pula bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian
serta apresiasi (Russell & Russell; Anderson dalam Tarigan 1994:28).
3. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Menyimak (Mendengar,memperhatikan)
mempunyai makna dapat menangkap bunyi dengan telinga. Sadar atau tidak, kalau
ada bunyi maka alat pendengaran kita akan menangkap atau mendengar bunyi-bunyi
tersebut. Kita mendengar suara
itu, tanpa unsur kesengajaan. Proses mendengar terjadi tanpa perencanaan tetapi
datang secara kebetulan. Bunyi-bunyi yang hadir di telinga itu mungkin menarik
perhatian, mungkin juga tidak. Mendengarkan atau menyimak merupakan proses
menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran
4. Russel, Menyimak bermakna memdengarkan dengan penuh pemahaman dan
perhatian serta apresiasi. (Russell 1959)
5. Akhadiah (dalam Sutari, dkk. 1998:19) ialah suatu proses yang mencakup
kegiatan mendengarkan bunyi bahasa mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan
mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. Kemampuan menyimak dapat
diartikan pula sebagai koordinasi komponen–komponen kemampuan baik kemampuan
mempersepsi, menganalisis maupun menyintesis
6. Tarigan (1991:4) menyatakan bahwa menyimak adalah suatu proses yang
mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi,
menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya.
7. Underwood, Menyimak ialah kegiatan mendengar atau memperhatikan baik –
baik apa yang diucapan orang, menangkap dan memahami makna dari apa yang
didengar.
8. Sabarti, Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan
mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi
atas makna yang terkandung di dalamnya
9. Baver, Menyimak adalah kemampuan seseoarang untuk menyimpulkan
makna suatu wacana lisan yang didengar tanpa harus menerjemahkan kata demi
kata.
10. Urbana, Menyimak adalah suatu proses penulisan bahasa yang
dimaknai kedalam pikiran.
11. Djago Tarigan, Menyimak dapat didefinisikan sebagai suatu aktifitas
yang mencakup kegiatan mendengar dari bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik,
dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan. Menyimak dapat
dikatakan mencakup mendengar, mendengarkan dan disertai usaha pemahaman. Pada
peristiwa menyimak ada unsur kesengajaan, direncanakan dan disertai dengan
penuh perhatian dan minat.
12. Menurut Drs. Hanapi Natasasmita, Menyimak adalah mendengar secara
khusus dan terpusat pada objek yang disimak.
Jadi,
Kesimpulannya Menyimak adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan bunyi baik bunyi nonbahasa dan bunyi bahasa dengan penuh
pemahaman, perhatian, apresiasi, serta interprestasi, dengan menggunakan
aktivitas telinga dalam menangkap pesan yang diperdengarkan untuk memperoleh
informasi dan memahami isi yang disampaikan bunyi tersebut.
C. TUJUAN MENYIMAK
Tujuan utama
dari menyimak yaitu Menangkap, memahami, atau menghayati pesan, ide, gagasan
yang tersirat dalam bahan simakan.
1) Mendapatkan Fakta
Pengumpulan fakta dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi melalui menyimak dapat berwujud
dalam berbagai variasi. Misalnya mendengarkan radio, televisi, penyampaian
makalah dalam seminar, pidato ilmiah, percakapan dalam keluarga, percakapan
dengan tetangga, percakapan dengan teman sekerja, sekelas dsb. Kegiatan
pengumpulan fakta atau informasi ini di kalangan pelajar dan mahasiswa banyak
sekali dilakukan melalui menyimak. Fakta yang diperoleh melalui kegiatan
menyimak ini kemudian dilengkapi dengan kegiatan membaca atau mengadakan
eksperimen.
2) Menganalisis Fakta
Fakta atau informasi yang telah terkumpul perlu
dianalisis. Harus jelas kaitan antar unsur fakta, sebab dan akibat apa
yang terkandung di dalamnya. Apa yang disampaikan pembicara harus dikaitkan
dengan pengetahuan atau pengalaman menyimak dalam bidang yang relevan.
3) Mengevaluasi Fakta
Tujuan ketiga dalam suatu proses menyimak adalah
mengevaluasi fakta-fakta yang disampaikan pembicara. Dalam situasi ini penyimak
sering mengajukan sejumlah pertanyaan seperti antara lain :
a. Benarkah fakta yang diajukan?
b. Relevankah fakta yang diajukan?
c. Akuratkah fakta yang disampaikan?
Apabila fakta yang disampaikan pembicara sesuai
dengan kenyataan, pengalaman dan pengetahuan penyimak maka fakta itu dapat
diterima.
4) Mendapatkan Inspirasi
Adakalanya orang menghadiri suatu konvensi,
pertemuan ilmiah atau jamuan tertentu, bukan untuk mencari atau mendapatkan
fakta. Mereka menyimak pembicaraan orang lain semata-mata untuk tujuan mencari
ilham. Penyimak seperti ini biasanya orang yang tidak memerlukan fakta baru.
Yang mereka perlukan adalah sugesti, dorongan, suntikan semangat, atau inspirasi
guna pemecahan masalah yang sedang mereka hadapi. Mereka ini sangat
mengharapkan pembicara yang isnpiratif, sugestif dan penuh gagasan orisinal.
Pembicaraan yang semacam ini dapat muncul dari tokoh-tokoh yang disegani, dari
direktur perusahaan, orator ulung, tokoh periklanan, salesman dsb.
5) Menghibur Diri
Sejumlah penyimak datang menghadiri pertunjukan
seperti bioskop, sandiwara, atau percakapan untuk menghibur diri. Mereka ini
adalah orang-orang yang sudah lelah letih dan jenuh. Mereka perlu penyegaran
fisik dan mental agar kondisinya pulih. Karena itulah mereka menyimak untuk
tujuan menghibur diri. Sasaran yang mereka pilih pun tertentu, misalnya
menyimak pembicaraan cerita-cerita lucu, banyolan percakapan pelawak, menonton
pertunjukan yang kocak seperti yang dibawakan Grup Srimulat.
6) Meningkatkan Kemampuan Berbicara
Tujuan menyimak yang lain yaitu untuk meningkatkan
keterampilan berbicara. Dalam hal ini penyimak memperhatikan seseorang
pembicara pada segi:
a. Cara mengorganisasikan bahan pembicaraan
b. Cara penyampaian bahan pembicaraan
c. Cara memikat perhatian pendengar
d. Cara mengarahkan perhatian pendengar
e. Cara menggunakan alat-alat bantu seperti mikrofon,
alat peraga dsb.
f. Cara memulai dan mengakhiri pembicaraan
Semua hal tersebut diperhatikan oleh penyimak dan
kemudian dipraktikkan. Menyimak yang seperti inilah yang disebut menyimak untuk
tujuan peningkatan kemampuan berbicara.
Menurut Logan (dalam Tarigan 1994:56)
tujuan menyimak beraneka ragam antara lain sebagai berikut :
1.
Menyimak untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar dia
dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara.
2.
Menyimak untuk memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak dengan
penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang
diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama dalam bidang seni).
3.
Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar si
penyimak dapat menilai apa-apa yang disimak itu (baik-buruk, indah-jelek,
tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain-lain).
4.
Menyimak untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan maksud agar
si penyimak dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya itu
(pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan
perdebatan).
5.
Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu menyimak
dengan maksud agar si penyimak dapat mengkomunikasikan ide-ide,
gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar
dan tepat.
6.
Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak dengan maksud dan
tujuan agar si penyimak dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat mana bunyi
yang membedakan arti (distingtif) dan mana bunyi yang tidak membedakan arti.
Biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing
yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker).
7.
Menyimak untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab
dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga.
8.
Menyimak untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan dirinya
terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan oleh si penyimak
ragukan; dengan perkataan lain, dia menyimak secara persuasif.
Tarigan
(dalam Sutari, dkk. 1997:117–118) mengemukakan beberapa alasan yang menyebabkan
pembelajaran menyimak belum terlaksana dengan baik, yaitu:
a. Pelajaran menyimak relatif baru dinyatakan dalam kurikulum sekolah.
b. Teori, prinsip, dan generalisasi mengenai menyimak belum banyak
diungkapkan.
c. Pemahaman terhadap apa dan bagaimana menyimak itu masih minim.
d. Buku teks dan buku pegangan guru dalam pembelajaran menyimak sangat
langka.
e. Guru-guru bahasa Indonesia kurang berpengalaman dalam melaksanakan
pengajaran menyimak.
f. Bahan pengajaran menyimak sangat kurang.
g. Guru-guru bahasa Indonesia belum terampil menyusun bahan pengajaran
menyimak.
h. Jumlah murid per kelas terlalu besar.